Dr. M. Rosadi Seswandhana, Situs303 – 142.93.41.246 – Sp.B., Sp.BP-RE(K), Kepala Perangkat Bedah FK-KMK/RSUP Dr.Sardjito, dinyatakan lulus dan mempunyai hak menyandang gelar doktor dari Program S3 FKKMK UGM. Gelar doktor diperoleh pernah beliau menjalani ujian galib secara daring dengan menjaga disertasi berjudul “Peran Terapi Luka Tensi Negatif pada Penyembuhan Luka Bakar Thermal Dermal Dalam pada Babi: Kajian pada Observasi Laju Epitelisasi, Singkatan Luka, Migrasi Sel Pokok Epidermal, Interleukin-33, Matrix Metalloproteinase-9, Transforming Growth Factor-β1, dan Keratinocyte Growth Factor”.

Ia membabarkan luka bakar agen303 yaitu salah satu penyebab utama kecacatan dan ajal yang menekankan bayaran besar karena waktu rawat inap yang relatif lama. Cara penyembuhan luka pada trauma luka bakar ini dipengaruhi oleh derajat dan luas luka bakar.

“Sampai dengan saat ini belum terindentifikasi satu macam balutan yang dapat beradaptasi dengan semua varian luka bakar di setiap saat. Terapi Luka Stres Negatif (TLTN) telah digunakan apabila pengobatan luka akut walakin kronis semasih ini, dan telah difungsikan secara luas di seluruh Jurusan Terapi ini dianggap menyiapkan zona penyembuhan luka yang steril dan buntet maka dapat menjemput re-epitelisasi, perbanyakan peredaran darah, dan nutrisi ke jajahan luka bakar,” ujarnya, Rabu (16/2).

Rosadi menyirapkan penelitian yang ia lakukan bertujuan untuk mengandaikan penyembuhan luka bakar thermal dermal dalam yang dipersetujui sudah perlakuan perawatan luka dengan terapi global lain dalam hal laju epitelisasi, abreviasi luka, aktivasi sel terminasi epidermal, barometer IL-33, patokan MMP-9, dosis TGF-β1, dan standar KGF/FGF-7. Sementara daya upaya yang dipergunakan ialah kritik eksperimental murni dengan program repeated measurement posttest only control grup design.

Bahan telaah ialah babi, yorkshire jantan dengan jumlah 6 Sampel Luka bakar dermal terbagi dalam group balutan terselimuti biasa tukar (BTNaCl), balutan tertutup aplikasi silver sulfadiazine (BTSS), TLTN intermiten, dan TLTN persisten yang dievaluasi ikhtiar penyembuhan luka pada hari ke 1, 3, 7, 14, dan 21 sesuai dengan peubah terkait yang telah ditentukan,” terangnya.

Desain pengkajian memamerkan blokade luka pada semua bangsa perlakuan tidak bermakna. Pada bangsa TLTN didapatkan abreviasi luka yang lebih kecil disertai dengan negeri epitelisasi yang lebih besar dibandingkan grup terapi global yang lain (p<0,05) Sukatan IL-33, MMP9, dan KGF ditemukan lebih tinggi pada suku perlakuan TLTN di bandingkan group yang lain pada seluruh hari prediksi (p,0,05). Malahan kualitas TGF-b1 ditemukan lebih tinggi pada group perlakuan TLTN pada awal hari wawasan namun pada akhir prediksi TGF- b1 lebih tinggi pada keluarga BTNaCl (p<0,05). TGF-b1 meminta laju pengepungan luka, namun tidak meminta singkatan luka.

“Dapat disimpulkan TLTN dapat menghalangi abreviasi luka dan memperpendek proses reepitelisasi tanpa menciutkan kelincahan penyembuhan luka sehinga berpotensi untuk menanggang organisasi parut kontraktur,”katanya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *